MCU Pranikah di RS Mulia Pajajaran

Hallo Muliavers, para grooms dan brides.

dr. Lia mau kasih tau kamu ternyata ada lho Medical Check Up pranikah di RS Mulia Pajajaran.
kamu dan pasangan perlu banget lho untuk melakukan ini sebelum hari spesialmu tiba, 
banyak banget manfaat dan benefit setelah kamu melakukan MCU Pranikah.

sini sini biar dr, Lia kasih informasi ke kamu terkait MCU Pranikah.

Apa itu Medical Check Up Pranikah?

Medical Check Up (MCU) pranikah atau skrining pranikah adalah serangkaian tes kesehatan bagi pria dan wanita yang akan segera menikah untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing.

Hal ini mungkin belum terlalu umum dilakukan di Indonesia, sehingga tak sedikit pasangan yang melewatkannya. Padahal, MCU pranikah bertujuan untuk melihat status kesehatan masing-masing pasangan yang tentunya akan sangat berguna bagi kehidupan mereka setelah menikah nanti.

Melalui medical check up pranikah, baik pria maupun wanita, akan menjalani pemeriksaan untuk mengetahui ada atau tidaknya risiko dan riwayat kesehatan yang bersifat menular atau dapat diturunkan. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kondisi kesehatan yang berpotensi terjadi pada keturunannya kelak. Di mana beberapa kondisi tersebut dapat dicegah dengan pengobatan atau penanganan yang sesuai.

Pentingnya Melakukan Medical Check Up Pranikah

Kesadaran akan pentingnya MCU pranikah di kalangan pasangan masih cukup rendah. Padahal, kehamilan serta kehidupan calon anak di kemudian hari akan sangat dipengaruhi oleh kondisi ayah dan ibunya. Inilah mengapa medical check up pranikah memegang peranan penting dalam memberikan pilihan perencanaan keluarga yang sehat kepada calon pasangan suami istri.

Selain itu, melakukan skrining pranikah juga bisa memberikan sejumlah manfaat yang menunjang kehidupan suami-istri, seperti:

  • Mendeteksi apakah ada penyakit menular yang diderita oleh satu atau kedua pasangan, seperti TORCH, hepatitis Bhepatitis C, dan HIV/AIDS.
  • Mendeteksi adanya kelainan genetik yang mengkhawatirkan, seperti anemia sel sabit, thalasemia, dan hemofilia.

Dengan melakukan skrining pranikah, beberapa risiko penyakit di atas dapat dicegah agar tidak diturunkan kepada buah hati. Contohnya, bayi yang terlahir dari orang tua dengan masalah hemoglobin berisiko tinggi mengidap thalasemia dan berujung pada gangguan hati dan jantung anak.

Kapan Medical Check Up Pranikah Harus Dilakukan?

Pada dasarnya, medical check up pranikah bisa dilakukan kapan saja, tetapi waktu yang paling direkomendasikan adalah enam bulan sebelum pernikahan. Dengan begitu, apabila ditemukan masalah kesehatan, kondisi tersebut dapat segera ditangani. Sehingga, risiko yang mungkin timbul (baik terhadap pasangan ataupun calon anak) pun dapat diminimalisasi.

Jenis Medical Check Up Pranikah

Medical check up pranikah berfokus pada penyakit infeksi, penyakit yang memengaruhi kesehatan reproduksi, serta penyakit bawaan yang mungkin diturunkan. Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan kesehatan sebelum menikah yang umum dilakukan oleh pria dan wanita.

1. Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus

Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus dan efeknya terhadap ibu serta bayi. Apabila calon suami istri mempunyai rhesus yang berbeda, kemungkinan ibu akan mengandung anak dengan rhesus berbeda pula. Kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa mengakibatkan anak menderita anemia dan penyakit kuning pada bayi, bahkan keguguran janin.

2. Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count)

Complete Blood Count (CBC) dilakukan untuk memeriksa komponen di dalam darah dan mendeteksi kesehatan seseorang secara umum. Tes CBC mampu mendeteksi sejumlah masalah, seperti anemia, tingkat hidrasi dan dehidrasi, penanda sel darah tepi, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi, dan polisitemia.

Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah ada risiko melahirkan keturunan dengan kelainan genetika, seperti thalasemia atau hemofilia.

3. Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual

Pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan VDRL/RPR untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit sifilis. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan HbSAg untuk mendeteksi penyakit hepatitis B, serta pemeriksaan anti HIV untuk mendeteksi penyakit HIV.

Deteksi penyakit HIV/AIDS sejak dini diperlukan untuk mengendalikan dan mencegah penularan virus dari ibu kepada anaknya (mother to child transmission) ketika masih berada di dalam kandungan.

4. Pemeriksaan Gula Darah 

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengacu pada kadar glukosa untuk menentukan kondisi hiperglikemia pada pasangan. Hal ini berguna untuk mencegah atau mengurangi komplikasi yang disebabkan oleh diabetes saat hamil (diabetes gestasional).

5. USG Ginekologi

USG ginekologi bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pada rahim, seperti kista ovarium, PCOS, mioma uteri, dan penyakit-penyakit lain yang berkaitan dengan organ reproduksi.

6. Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan TORCH adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mendeteksi toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex pada ibu hamil atau wanita yang merencanakan kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada janin.

7. Pemeriksaan Urine

Urinalisis atau tes urine berguna untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik atau sistemik, serta gangguan pada organ ginjal. Kondisi kesehatan seseorang dapat dilihat dengan menilai warna, tingkat kejernihan, dan kandungan zat kimia di dalam urine.

Kondisi kesehatan kedua calon mempelai bisa memengaruhi proses kehamilan dan kualitas kehidupan yang dimiliki oleh keturunannya nanti. Maka dari itu, kondisi kesehatan masing-masing pasangan perlu diketahui untuk membantu perencanaan rumah tangga menjadi lebih matang.